Cerita Pandawa 5 Bahasa Jawa

Versi Arti Bahasa Indonesia

Dahulu diceritakan tentang kehidupan ratu dan raja. Ia memiliki seorang putri cantik bernama Lara Kadita.

Melihat kecantikannya, banyak orang yang iri, termasuk selir raja. Ia pun mengirimkan jimat agar permaisuri dan anaknya mengalami masalah kulit.

Raja segera mengusirnya dari kerajaan. Permaisuri meninggal di jalan sedangkan Lara Kadita berjalan tanpa tujuan menuju Selatan.

Karena capek sekali, dia sampai di bukit terjal di Pantai Karanghawu. Saat tidur, dia bermimpi bertemu dengan seorang 'santo' yang menasihati sang putri untuk menyucikan dirinya dengan terjun ke laut untuk menyembuhkan, mengembalikan kecantikannya, serta mendapatkan kekuatan magis.

Ketika terbangun, Lara Kadita langsung melompat dari tebing terjal ke tengah gulungan ombak, dan turun ke dasar Laut Selatan.

Mimpinya menjadi kenyataan. Selain pulih dan kembali cantik, ia juga memperoleh kekuatan magis dan keabadian.

Namun Lara Kadita harus bertahan di Laut Selatan. Sejak saat itu ia dipanggil Nyi Loro Kidul yang artinya Loro = penderitaan, kiluda = Selatan.

Versi Arti Bahasa Indonesia

Suatu hari ada pasangan petani yang tidak memiliki anak. Setiap hari dia berdoa untuk mendapatkan keturunan.

Buta, bagaimanapun, mendengarkan permohonan tersebut dan menawarkan bantuan. Petani diminta menanam benih timun.

Nantinya, bibit mentimun tersebut akan mengeluarkan bayinya. Raksasa tersebut memberikan situasi dimana bayi berusia 17 tahun itu harus dikembalikan.Pasangan petani itu bahagia karena mempunyai anak. Dia menamai anak laki-laki itu Timun Mas.

Setelah 17 tahun, Giants memenuhi janji itu. Pasangan petani tersebut menolak dan meminta Timun Mas melarikan diri dengan membawa 4 benda ajaib.

Setiap kali raksasa mengejar, Timun Mas melempar benda tersebut. Pada akhirnya, raksasa itu tenggelam dalam lumpur yang tercipta dari benda ajaib tersebut.

Versi Arti Bahasa Indonesia

Desa Dhadapan telah mengalami musim dingin ketiga selama setahun. Akibatnya kehidupan masyarakat sengsara, banyak penyakit, dan harga pangan mahal. Di hadapanmu ada seorang wanita tua yatim piatu tanpa saudara kandung, itulah ibu Randha. Demi menyambung hidupnya, Bu Randha setiap hari berlari liar di hutan.

Hewan sungai yang tertinggal di sungai. Meski situasinya seperti itu, dia tidak mengeluh. Aku bahkan memberitahu Tuhan.

“Ya Tuhan, berilah aku kedamaian di desaku agar aku selamat dari badai ini.”Suatu pagi, Randha sedang mencari makanan di hutan. Saat dia melihat sekeliling, dia melihat kilatan cahaya dari tengah sungai.

“Kenapa bersinar seperti emas, cahaya apa itu?” sebuah pertanyaan muncul di hatinya, lalu Randha melihat ke arah sumber cahaya. Begitu didekati, ternyata ada seekor keong mas yang tergeletak di antara bebatuan sungai. Siput tersebut kemudian dibawa kembali ke rumah dan dibuang ke dalam pot.

Mungkin Randha pergi ke hutan seperti biasa, namun nasibnya kurang beruntung.

Setelah makan di teras, dia pergi ke dapur untuk melihat apakah ada makanan untuk mengisi perutnya yang lapar. Mungkin Randha kami senang karena dia tahu makanan di dapurnya. Siapapun yang menyantap makanan tersebut, hatinya penuh dengan pertanyaan. Saat pulang dari hutan, dapur Randha penuh dengan makanan, hal ini terjadi setiap hari. Suatu hari, Randha menemui siapa pun yang memasuki dapurnya.

Keong Mas keluar dari pohon dan berubah menjadi seorang putri cantik. Mungkin Randha terkejut karena tidak mengetahuinya. Setiap kali janda itu pergi, Keong Mas berubah wujud. Mbok Randha kemudian mengetahui siapa sebenarnya putri cantik itu.

“Siapakah orang cantikmu ini, mengapa kamu menemukan dirimu di hutan dan hantu Keong Mas?”

“Saya istri Raja Jenggala, Raja Inukerta, nama saya Candrakirana”

“Aku heran kenapa kamu bisa menjadi Keong Mas dan bisa datang ke hutan Dhadapan. Bagaimana kabarmu gadis cantik?”

Kemudian Dewi Candrakirana menjelaskan bahwa suatu saat ia dikhianati oleh Raja Jin Sakti yang ingin menyentuh istrinya. Namun dia enggan, dia tidak mau mengikuti keinginan Jin. Jin muntab, Dewi Candrakirana sinebda sebagai Keong Mas kemudian dibuang dari istana Jenggala ke sungai.

Tujuannya agar tidak bisa bertemu dengan istri Candrakirana, Raja Inukerta. Anehnya, ketika sungai Keong Mas tergenang, airnya menjadi kering, sungai pun kering. Air itulah yang menyebabkan siput merangkak di bebatuan hingga mati. Untunglah ia berhasil ditemukan, dan akhirnya ia dirawat oleh Mbok Randha Dhadapan.

Itulah sederet cerita rakyat bahasa Jawa yang mungkin sudah banyak diketahui pembaca. Anda bisa menggunakannya untuk lomba dan pengetahuan semata.

Sejarah Pandawa Versi Jawa

Contoh Cerita Rakyat Bahasa Jawa: Timun Mas

Ing sawijining dina ana pasangan tani sing ora duwe anak. Saben dina dheweke ndongakake keturunan.

Nanging, Buta ngrungokake panjaluk kasebut lan menehi pitulung. Petani dikon nandur winih timun.

Mengko, wiji timun bakal ngeculake bayi kasebut. Raksasa kasebut menehi kahanan nalika bayi umur 17 taun kudu dikembalikan.Pasangan petani seneng amarga duwe anak. Dheweke ngarani bocah kasebut Timun Mas.

Sawise 17 taun, Raksasa teka kanggo janji kasebut. Pasangan tani kasebut nolak lan njaluk Timun Mas mlayu nggawa 4 barang sekti.

Saben raksasa ngoyak, Timun Mas mbuwang obyek kasebut. Pungkasane, raksasa kasebut klelep ing lendhut sing digawe saka obyek gaib iki.

Cerita Rakyat Bahasa Jawa, Jaka Tarub

Foto: Cerita Rakyat Bahasa Jawa (Anakbisa.com)

Cerita rakyat ini sudah cukup populer di nusantara. Berikut ceritanya!

"Ing sawijining desa, uripe Jaka Tarub, nom-noman sing apik atine. Sawijining dina, dheweke nemokake pitung bidadari adus ing sumber.

Jaka Tarub njupuk kain saka salah sijine bidadari, Nawang Wulan, banjur nikah.

Dheweke duwe anak lanang lan urip seneng. Nanging, Nawang Wulan rumangsa kabotan dening rahasia kain kasebut lan pungkasane mbukak kabeh.

Jaka Tarub kepengin mbalekake kain kasebut, nanging Nawang Wulan kudu bali menyang kahyangan.

Jaka Tarub pisah karo kulawargane. Dheweke urip minangka bakul sayuran ing sekitar.

Senadyan kangelan, Jaka Tarub tetep bekti marang putrane. Crita iki mulang babagan pengorbanan, kesetiaan, lan pentinge nampa akibat saka tumindak kita."

Versi Bahasa Indonesia:

"Di sebuah desa, hiduplah seorang pria bernama Jaka Tarub. Suatu hari, ia melihat tujuh bidadari mandi di sebuah mata air.

Jaka Tarub mengambil selendang salah satu bidadari, Nawang Wulan, dan kemudian menikahinya.

Mereka memiliki seorang anak laki-laki dan hidup bahagia bersama.

Namun, Nawang Wulan merasa terganggu oleh rahasia yang selama ini disembunyikan suaminya.

Ia pun mengetahui bahwa Jaka Tarub lah yang mencuri selendangnya.

Jaka Tarub pun mengembalikan selendang itu, kemudian Nawang Wulan kembali ke kahyangan.

Jaka Tarub berpisah dengan Nawang Wulan. Dia hidup sebagai penjual sayuran di sekitar desa.

Meskipun begitu, dia tetap merawat putranya. Cerita ini mengajarkan tentang pengorbanan, kesetiaan, dan pentingnya mempertimbangkan akibat dari tindakan kita."

Cerita rakyat bahasa Jawa yang satu ini juga sangat populer. Berikut alur ceritanya!

"Ing kono ana wanita ayu jenenge Dayang Sumbi. Dheweke duwe putra lanang sing jenenge Sangkuriang.

Ing sawijining dina Sangkuriang lunga amarga dheweke salah. Sawise puluhan taun dheweke bali.

Nalika bali, dheweke weruh Dayang Sumbi lan kepengin omah-omah. Dheweke ora ngerti manawa wanita iki ibune.

Dayang Sumbi, sing ngerti manawa Sangkuriang iku putrane, nolak. Nanging, Sangkuriang tetep negesake.

Dayang Sumbi uga menehi katrangan kanggo nggawe sendhang lan prau kanthi sewengi.

Nanging, Sangkurain gagal nglakoni. Dheweke uga nendhang prau kasebut dadi gunung sing saiki dikenal kanthi jeneng Tangkuban Perahu."

Versi Bahasa Indonesia:

"Dahulu kala, ada seorang pemuda bernama Sangkuriang yang jatuh cinta pada seorang wanita cantik. Tanpa dia tahu, wanita itu adalah ibunya yang turun ke bumi.

Mereka ingin menikah, tetapi kemudian Sangkuriang tahu siapa sebenarnya wanita itu.

Ibunya mengatakan bahwa Sangkuriang harus membangun sebuah danau dan perahu dalam satu malam jika ingin menikahinya.

Sangkuriang mencoba, tetapi waktu terus berlalu, dan dia tidak berhasil menyelesaikannya.

Sangkuriang marah dan memukul perahu itu hingga perahu itu terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Perahu."

Baca Juga: Ciri-ciri Dongeng dan Jenisnya, Ada Fabel hingga Mitos

Foto: Cerita Rakyat Bahasa Jawa (Pinterest.com)

Cerita rakyat bahasa Jawa Nyi Roro Kidul juga sudah sangat terkenal di Indonesia. Berikut legendanya!

"Ing jaman biyen, urip permaisuri lan raja dicritakake. Dheweke duwe anak ayu jenenge Lara Kadita.

Amarga ndeleng kaendahane, akeh wong sing drengki, kalebu selir raja. Dheweke uga ngirim pesona supaya permaisuri lan anake ngalami masalah kulit.

Raja langsung ngusir dheweke metu saka kerajaan. Permaisuri tilar donya ing dalan nalika Lara Kadita mlaku tanpa tujuan menyang Kidul.

Aku kesel banget, dheweke tekan ing bukit sing curam ing Pantai Karanghawu.

Nalika turu, dheweke ngimpi bisa ketemu karo 'wong suci' sing menehi saran supaya sang putri ngresiki awake dhewe kanthi terjun menyang segara kanggo nambani, mulihake kaendahane, uga entuk kekuwatan gaib.

Nalika tangi, Lara Kadita langsung mlumpat saka jurang sing curam menyang tengah ombak sing muter, lan mudhun menyang dhasar Segara Kidul.

Impenane kayektenan. Kejabi pulih lan bali dadi ayu, dheweke uga entuk kekuwatan gaib lan keabadian.

Nanging, Lara Kadita kudu tetep ing Segara Kidul. Wiwit iku dheweke diarani dadi Nyi Roro Kidul."

Versi Bahasa Indonesia:

"Pada zaman dahulu, hidup seorang permaisuri dan raja yang memiliki seorang putri yang cantik bernama Lara Kadita.

Karena kecantikannya, banyak orang iri, termasuk selir raja. Mereka bahkan menggunakan sihir untuk membuat permaisuri terkena penyakit kulit.

Raja segera mengusirnya keluar dari kerajaan. Permaisuri dan sang Putri berjalan tanpa tujuan ke arah selatan, menuju Bukit curam di Pantai Karanghawu.

Saat tidur, mereka bermimpi bertemu dengan "orang suci" yang memberikan saran agar sang putri mencuci dirinya dengan terjun ke laut untuk menyembuhkan diri dan mengembalikan kecantikannya.

Pada saat fajar, Lara Kadita langsung melompat dari jurang curam ke tengah ombak. Kemudian ia muncul di dasar Laut Selatan.

Permohonannya dikabulkan. Permaisuri kembali ke kerajaan dengan rupa yang cantik dan memperoleh kekuatan gaib serta keabadian.

Namun, Lara Kadita harus tetap tinggal di Laut Selatan. Sejak itu, mereka disebut Nyi Loro Kidul yang berarti "Loro" artinya sengsara, "Kidul" artinya Selatan."

Cerita rakyat bahasa Jawa ini masih berkisah tentang legenda di tanah Jawa.

adjar.id – Apakah Adjarian pernah mengerjakan kumpulan soal bahasa Jawa materi Pandawa Lima?

Berlatih mengerjakan soal bisa membuat kita lebih memahami materi Pandawa Lima, lo.

O iya, Pandawa Lima sendiri merupakan tokoh pewayangan yang ada di dalam cerita Mahabarata.

Kelimanya merupakan putra dari Prabu Pandu Dewanata, seorang Raja Hastinapura. Masih ingat siapa saja anggota Pandawa Lima?

Yap! Pandawa Lima terdiri atas Yudhistira, Arjuna, Werkudara, Nakula, dan Sadewa.

Masing-masing tokoh memiliki watak yang patut diteladani. Misalnya, Raden Yudhistira sebagai anak pertama berwatak halus, jujur, dan tidak pernah marah.

O iya, terkadang penyebutan nama tokoh wayang bisa berbeda-beda. Contohnya saja, Raden Arjuna yang juga dikenal sebagai Raden Janaka dalam kisah pewayangan Jawa.

Nah, nama lain ini disebut dengan dasanama wayang.

Kalau begitu, sekarang langsung saja kita kerjakan latihan soalnya, yuk!

Baca Juga: Nama-Nama Ratu dan Negaranya dalam Kisah Pewayangan Jawa

Kumpulan Soal Bahasa Jawa Materi Pandawa Lima

1. Sebutna lima putrane Prabu Pandu Dewanata!

Jawaban: Putrane prabu pandu dewanata iku ana lima, sebutane yaiku Pandawa.

2. Kepiye watake Randen Arjuna? Apa senjatane?

Baca Juga: Mengenal dan Meneladani Karakter Tokoh Pewayangan Jawa Pandawa Lima

Jawaban: Raden Arjuna iku teteg, tatag, tanggap, Tangguh. Senjatanipun Raden Arjuna iku Panah Pasoepati (Pasupati).

3. Sapa putra pambarep ing Pandawa? Ceritakna!

Jawaban: Putra pertama ing Pandawa iku Raden Yudhistira satria ing Amarta. Raden Yudhistira gadah pusaka Jamus Kalimasada, Tombak Karawilang, lan Payung Tunggul Naga.

Raden Yudhistira asipat alus, jujur, lan ora tau nesu.

4. Sapa putra nomer loro ing Pandawa? Ceritakna!

Jawaban: Pandawa sing nomer loro asmanipun Raden Werkudara, satria ing Jodipati. Raden Werkudara gadah pusaka jenenge Gada Rujak Pala lan Kuku Pancanaka.

Raden Werkudara nduweni watak jujur, ngabekti marang wong tuwa lan guru.

5. Ceritakna putra Prabu Pandu Dewanata sing kembar!

Jawaban: Putrane Prabu Pandu Dewanata sing kembar yaiku Nakula lan Sadewa.

Baca Juga: 25 Pusaka, Gegaman, dan Jimat Milik Tokoh Wayang

Raden Nakula satria ing Bumiretawu lan gadah pusaka jenenge Cupu Titrmanik, nalika kembaranipun asmane Raden Sadewa satria ing Sawojajar, gadah pusaka Maniktira.

6. Sebutna dasanamanipun Raden Yudhistira

Jawaban: Raden Yudhistira iyo dikenal Prabu Puntadewa, Darmakusuma, Darmaputra, Darmawangsa, Darmaraja, Gunatalikrama, Sadha Dwijakangka, lan Sang Ajath Asatru.

7. Sebutna dasanamanipun Raden Arjuna

Jawaban: Raden Arjuna iyo dikenal Raden Janaka, Parta, Dananjaya, Palguna, Permadi, lan Kumbang Ali-Ali.

Nah, itulah kumpulan soal bahasa Jawa materi Pandawa Lima, Adjarian.

Saksikan video ini, yuk!

Sonora.ID - Ramayana merupakan salah satu peninggalan sejarah yang dikarang oleh Walmiki yang menceritakan mengenai kisah kepahlawanan Sang Rama, raja Kerajaan Kosala, sebelah utara Sungai Gangga, India.

Sosok Rama dalam pandangan Hindu dipercaya sebagai awatara Dewa Wisnu yang turun ke bumi pada zaman Tretayuga.

Selain menceritakan kisah kepahlawanan Rama, kitab Ramayana tersebut juga menceritakan kisah Rama dan Sinta (Sita) sebagai inkarnasi dari Laksmi yang merupakan istri Dewa Wisnu.

Kitab Ramayana ini pun diketahui dibagi atas 7 Saptakanda, yakni Balakanda, Ayodhyakanda, Aranyakanda, Kiskindhakanda, Sundarakanda, Yuddhakanda, dan Uttarakanda.

Berikut ini pun penggalan cerita Ramayana dalam bahasa Jawa yang menceritakan kisah Rama dan Sinta lengkap dengan terjemahannya.

Baca Juga: 7 Contoh Cerita Rakyat Bahasa Jawa yang Singkat serta Artinya

Cerita Ramayana Bahasa Jawa

Sakwijining dina kerajaan mantili ingkang kerajaane bapak ipun Rama Dewi Shinta, yaiku Prabu Janaka. Dhekne ngadaaken sayembara “Sinten seng saget manah engkang sae, ajeng didadeaken mantu” salah setunggaling pesertane yaiku Prabu Rama dan Prabu Rahwana.

Sayembara nipun diwiwiti, Rahwana wiwiti manah, ananging boten saget ngangkat panah kasebut. Banjur Rama giliran manah, dhekne biso ngangkat panah kasebut. Sehinggo Rama seng saget menangake sayembara, lan akhire angsal mbojo Dewi Shinta. Namung Rahwana mboten remen yen Rama dados bojone Shinta.

Alengko niku kerajaan Indrajid, Rahwana, Patih Prahasta. Sarpanaka maringi kabar teng Rahwana yen enten wong wadon ayu, Rahwana ipun banjur madosi tiang wadon wau. Kasunyatan Putri nipun Putman Kalamanica. Putri kalamanica niki saget gantos wujud nopo mawon lan saget ngrubah wujud dados alit banget.

16 Desember 2024 11:10 WIB

16 Desember 2024 11:00 WIB

16 Desember 2024 10:49 WIB

16 Desember 2024 10:45 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pandawa Lima, karakter legendaris dari kisah Mahabharata ini merupakan ikon penting dalam seni wayang di Indonesia. Mereka menggambarkan simbol kebajikan, kekuatan, dan kesetiaan, yang terus memberi inspirasi bagi berbagai karya seni dan kebudayaan di Nusantara hingga kini.

Tokoh Pandawa Lima terdiri dari lima saudara, yaitu: Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Masing-masing karakter memiliki ciri khas yang melambangkan nilai-nilai luhur, memperkaya khazanah budaya dan memberikan pesan moral yang relevan bagi masyarakat.

Pandawa Lima merupakan sebutan bagi lima putra Raja Pandu dari Hastinapura dalam kisah Mahabharata. Dalam dunia pewayangan, para Pandawa kerap dipandang sebagai simbol kebajikan dan keadilan.

Putra pertama Pandu dari istrinya, Kunti, adalah Yudistira, yang kemudian diikuti oleh kelahiran Bima dan Arjuna. Selain Kunti, Pandu juga memiliki istri bernama Madri, yang melahirkan dua putra lainnya, Nakula dan Sadewa.

Kelima putra Raja Hastinapura tersebut dikisahkan sebagai inkarnasi dewa-dewa, dengan nama yang diberikan berdasarkan sifat dan karakter masing-masing. Lalu, apa makna di balik nama dan karakter dari setiap tokoh Pandawa Lima? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

Dalam tradisi pewayangan Jawa, Yudhistira dikenal dengan nama Puntadewa. Sebagai putra pertama dari Pandawa Lima, Yudhistira digambarkan memiliki sifat yang halus, sopan, bijaksana, rendah hati, jujur, serta suka memaafkan. Ia juga dikenal sebagai sosok yang sangat bermoral tinggi dan penuh kebijaksanaan.

Sebagai anak yang tertua, Yudhistira selalu menanamkan sosok yang bijaksana dan penuh keadilan. Karakter ini menjadi lambang kesabaran dan kejujuran dalam budaya Jawa. Yudhistira digambarkan selalu mengutamakan prinsip moral dalam setiap tindakannya, menjadikannya panutan bagi masyarakat.

Bima atau Werkudara, dikenal sebagai sosok yang tegas, jujur, adil, dan tidak memandang status. Meskipun memiliki penampilan yang menakutkan, ia sebenarnya berhati baik. Selain senjata gada maut, Bima juga memiliki kesaktian luar biasa, salah satunya adalah kuku pancanaka.

Dikenal dengan tubuh besar dan kekuatan tak tertandingi, Bima selalu tampil garang. Namun, di balik itu semua, ia adalah pribadi yang tulus dan setia kepada keluarganya. Keberanian dan ketegasannya menjadikannya simbol kekuatan dan keteguhan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Dalam pewayangan Jawa, Arjuna dikenal pula dengan nama Janaka atau Permadi. Sosoknya digambarkan cerdas, tenang, teliti, sopan, pemberani, dan selalu siap melindungi yang lemah. Dengan paras menawan dan budi pekerti lembut, Arjuna juga dikenal sebagai pribadi yang sangat mencintai ilmu pengetahuan.

Arjuna sering dilambangkan sebagai sosok yang mengutamakan perdamaian, namun tetap tegas dalam membela yang benar. Karakteristiknya yang mulia ini menjadi inspirasi dalam banyak cerita kepahlawanan yang menggambarkan keberanian dan dedikasinya dalam menjaga keadilan.

Nakula, yang dikisahkan dalam berbagai riwayat, dikenal sebagai sosok yang tampan, rajin, dan sangat menghormati serta melayani kakak-kakaknya. Ia memiliki sifat setia, taat, penuh belas kasih, serta selalu tahu membalas budi dan dapat dipercaya oleh siapa saja.

Selain itu, Nakula juga memiliki keistimewaan luar biasa, yaitu kemampuan ingatan yang tak terbatas. Semua peristiwa yang telah dialaminya mampu diingat dengan sempurna, menjadikannya sosok yang sangat dihormati dalam kelompok Pandawa Lima.

Sadewa, yang merupakan saudara kembar Nakula, digambarkan sebagai sosok yang sangat rajin dan bijaksana. Karakteristiknya yang penuh kebijaksanaan menjadikannya sosok yang dihormati di antara Pandawa Lima.

Selain itu, Sadewa memiliki kesaktian luar biasa, yaitu kemampuan untuk melihat masa depan. Ia juga ahli dalam bidang perbintangan dan ramalan, menjadikannya sosok yang memiliki wawasan luas tentang kejadian-kejadian yang akan datang.

Kisah Pandawa Lima tidak hanya menjadi bagian dari tradisi pewayangan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang penting. Lakon-lakon yang menampilkan Pandawa Lima sering mengandung pesan moral yang relevan, seperti tentang kejujuran, keberanian, dan persaudaraan.

Dalam pertunjukan wayang kulit di Jawa, cerita tentang Pandawa sering digunakan sebagai sarana edukasi untuk menyampaikan nasihat kehidupan kepada penonton. Pengaruh Pandawa Lima dalam dunia wayang membuktikan bahwa kisah klasik ini tetap hidup dan dihormati, serta terus mewarnai budaya dan kesenian Indonesia dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra HarahapEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2024

Cerita rakyat merupakan salah satu sastra kedaerahan yang tidak tahu siapa penciptanya. Meski sudah lama ada, cerita tersebut masih dilestarikan melalui pembelajaran di sekolah.

Hutomo (dalam Emzir: 2009) menjelaskan bahwa cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi kesastraan warga suatu kebudayaan yang penyampaiannya dan penyebarannya disebarkan dan diinstrumenkan secara lisan yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut.

Meski disebarkan dari mulut ke mulut, cerita rakyat sekarang banyak dirangkum dan terbit dalam bentuk buku. Tak jarang digunakan untuk media pembelajaran.

Berikut sederet contoh cerita rakyat bahasa Jawa:

Versi Arti Bahasa Indonesia

Suatu hari ada seorang laki-laki bernama Toba. Ia tidak mempunyai keluarga sehingga ia hidup hanya dengan mencari ikan di sungai Toba.

Konon saat sedang memancing, Toba menangkap ikan yang besar. Namun, ia terkejut karena ikan itu berubah menjadi wanita cantik.

Toba pun memutuskan untuk menikahi wanita tersebut. Syaratnya Toba harus merahasiakan identitas wanita tersebut.

Setelah menikah, ia dikaruniai seorang putra bernama Samosir.

Samosir diminta mengirimkan makanan kepada ayahnya. Namun, dia tidak sengaja menghabiskannya karena lapar.

Karena emosi, Toba Samosir membuang makanan tersebut dan bersumpah bahwa Somosir adalah seekor ikan.

Samosir menangis dan bercerita kepada ibunya. Ibunya yang marah besar menyuruh Samosir naik gunung dan menunggu di sana.

Tiba-tiba air keluar dari tempat istrinya. Toba terus memilih dan tempat Samosir berdiri menjadi pulau kecil. Rasakan sejarah Danau Toba dengan pulau kecil bernama Samosir di tengah danau.

Contoh Cerita Rakyat Bahasa Jawa: Mbah Jegot ing Alas Donoloyo

Ing jaman kawitan madege Kasultanan Demak, Raden Patah kang mujudake sultan kapisan ing Kasultanan Demak pengin nggawe masjid agung kanggo sembahyang kawulane.

Kanggo mujudake gegayuhane Sultan Demak ngutus para wali sanga golek kayu jati menyang alas Donoloyo kang ana ing dhaerah Wonogiri.

Sawise prentah ditampa, para wali sanga banjur lunga menyang alas donoloyo.

Tekan kono para wali banjur nembung menyang Ki Ageng Donoloyo. Miturut crita Ki Ageng Donoloyo mujudake pawongan kang duwe alas Donoloyo.

Rampung ngandharake angkah lan tujuane menyang alas Donoloyo. Para wali sanga diijini golek kayu jati sing disenengi lan dianggep pantes kanggo nggawe masjid demak.

Nalika sunan-sunan liyane golek kayu sing gedhe lan lurus wite. Sunan Kalijaga malah nglumpukake kayu sisane wali liyane.

Sisa-sisa kayu kang sinebut tatal kuwi diklumpukake lan disusun nganti dadi saka. Cekake critan sawise ngucapake matur nuwun merga dililani golek kayu jati. Para wali bali menyang tekan Kasultanan Demak maneh.

Satekane wewengkon kasultanan Demak. Kayu-kayu jati iku banjur wiwit digarap kanggo mbangun masjid.

Akeh sing ngrasa nggumun karo apike kayu jati saka alas Donoloyo. Mung emane wektu iku ana kayu siji kang rada aneh wujude.

Senajan wujude gedhe, kayune ora lurus kaya kayu jati liyane. Merga wujude kang beda tinimbang kayu jati liyane.

Banjur para tukang lan para wong sing nonton proses pembangunan Masjid Agung Demak akeh sing maido lan ngilokna kasebut kanthi tetembungan kang ora pantes.

Menawa wae, merga rumangsa dipaido lan dielek-elek merga wujude ora sampurna. Kayu jati iku banjur mabur lan bali maneh menyang alas Donoloyo.

Tekan saiki kayu jati iku isih ana lan manggon ing satengahe alas Donoloyo. Warga sakiwa tengene alas donoloyo ngarani kayu kaseut kanthi sebutan Mbah Jegot.

Contoh Cerita Rakyat Bahasa Jawa Legenda Nyi Roro Kidul

Ing jaman biyen, urip permaisuri lan raja dicritakake. Dheweke duwe anak ayu jenenge Lara Kadita.

Amarga ndeleng kaendahane, akeh wong sing drengki, kalebu selir raja. Dheweke uga ngirim pesona supaya permaisuri lan anake ngalami masalah kulit.

Raja langsung ngusir dheweke metu saka kerajaan. Permaisuri tilar donya ing dalan nalika Lara Kadita mlaku tanpa tujuan menyang Kidul.

Aku kesel banget, dheweke tekan ing bukit sing curam ing Pantai Karanghawu. Nalika turu, dheweke ngimpi bisa ketemu karo 'wong suci' sing menehi saran supaya sang putri ngresiki awake dhewe kanthi terjun menyang segara kanggo nambani, mulihake kaendahane, uga entuk kekuwatan gaib.

Nalika tangi, Lara Kadita langsung mlumpat saka jurang sing curam menyang tengah ombak sing muter, lan mudhun menyang dhasar Segara Kidul.

Impenane kayektenan. Kejabi pulih lan bali dadi ayu, dheweke uga entuk kekuwatan gaib lan keabadian.

Nanging, Lara Kadita kudu tetep ing Segara Kidul. Wiwit iku dheweke diarani dadi Nyi Loro Kidul sing tegese Loro = sangsara, kidul = Selatan.

Contoh Cerita Rakyat Bahasa Jawa: Keong Mas

Wis setaun suwene mangsa ketiga dialami desa Dhadapan. Krana kuwi uripe warga katula-tula, akeh lelara lan dadi larang pangan. Ing Dhadapan ana wadon tuwa sing lola tanpa dulur, yaiku mbok Randha. Kanggo nyambung uripe, mbok Randha luru krowodan ing alas kewan sabendinane.

Kewan kali kang nyisa ing sawedhing mbebegan. Sanajan kahanan kaya mangono nanging dheweke ora nggresula. Malah saya nyaketake marang Gusti.

“Duh Gusthi paringana pepajar ing desa kula mugimugi inggal kalis saking prahara punika.”Sawijining esuk, mbok Randha golek panganan ing alas. Nalika lagi milang-miling weruh cumlorot cahya saka sak tengahing kali kang asat.

“Kok cumlorot kaya emas, cahya apa kuwi?” ing atine tuwuh pitakon, banjur mbok Randha nyedaki sumber cahya mau. Bareng dicedaki jebul sawijining keong Mas kang nyungsang ing antara watuwatu kali. Keong banjur digawa mulih tekan ngomah dicemplungake genthong.

Mbok Randha menyang alas kaya biyasane, nanging nasibe lagi apes, urung entuk krowodan nganti meh surup, dheweke banjur mulih ngelanthung ora entuk opo-opo.

Sawise leyeh-leyeh ing emperan dheweke menyang pawon menawa wae ana krowodan kang bisa ganjel weteng kang luwe. Mbok Randha kami tenggengen amrgi ngerti panganan kang ana ing pawone. Sopo sing ngeteri panganan kuwi, ing batine kebak pitakon. Sebab mulih saka alas, pawone mbok Randha wis cumepak panganan, mengkono iku kedadeyan ing saben dina. Sawijining dina kanthi sesideman, mbok Randha ndedepi sapa tho wong kang mlebu ing pawone.

Keong Mas mau metu saka genthong lan malih dadi putri kang ayu. Mbok Randha kaget ora kinara. Saben ditinggal lunga mbok Randha, Keong Mas mau malih wujud. Mbok Randha banjur nakoni sapa sejatine putri kang ayu kuwi.

“Nduk wong ayu sliramu iki sapa kok nganti kedarangdarang ing alas lan jilmo Keong Mas?”

“Yung aku iki garwane Raja ing Jenggala, Raja Inukerta, aranku Candrakirana”

“Lho kok bisa dadi Keong Mas lan awakmu bisa tumeka ing alas Dhadapan kuwi larah-larahe kepiye tho cah ayu?”

Banjur, Dewi Candrakirana njlentrehake menawa ing sawijining dina dicidra Raja Jin Sakti kang kareb ngepek garwa. Ananging dheweke wegah, ora gelem nuruti karepe Jin. Jin muntab, Dewi Candrakirana sinebda dadi Keong Mas banjur diguwang adoh saka kraton Jenggala menyang kali.

Tujuane supaya ora bisa ketemu karo garwane Candrakirana, Raja Inukerta. Anehing kahanan ana ing nalikane kali kecemplungan Keong Mas banyune dadi garing, kaline asat. Asate banyu iku mau kang njalari Keong Mas nyungsang ing watu-watu nganti nemahi tiwas. Bejane ditemu, akhire banjur diopeni Mbok Randha Dhadapan.

Versi Arti Bahasa Indonesia

Pada masa awal berdirinya Kesultanan Demak, Raden Patah yang merupakan sultan pertama di Kesultanan Demak ingin membangun sebuah masjid besar untuk umatnya berdoa.

Untuk mewujudkan ambisinya, Sultan Demak mengutus sembilan wali untuk mencari kayu jati di Hutan Donoloyo di daerah Wonogiri.

Setelah perintah diterima, sembilan wali pergi ke hutan donoloyo.

Sesampainya di sana, para wali mendatangi Ki Ageng Donoloyo. Menurut cerita Ki Ageng Donoloyo adalah pemilik hutan Donoloyo.

Selesai menjelaskan maksud dan tujuan ke hutan Donoloyo. Kesembilan wali tersebut diperbolehkan mencari kayu jati yang mereka sukai dan dianggap layak untuk membangun masjid demak.

Ketika sunan-sunan lainnya mencari pohon yang besar dan lurus, Sunan Kalijaga justru mengumpulkan sisa kayu wali lainnya.

Sisa-sisa kayu yang disebut tatal dikumpulkan dan disusun hingga menjadi seperti semula. Ceritanya setelah mengucapkan terima kasih sudah diperbolehkan mencari kayu jati. Para wali kembali lagi ke Kesultanan Demak.

Tiba di Kesultanan Demak. Kayu jati tersebut kemudian mulai dikerjakan untuk membangun masjid.Banyak yang kagum dengan keindahan kayu jati dari hutan Donoloyo. Hanya saat itu ada satu kayu yang bentuknya agak aneh.

Meski bentuknya besar, kayunya tidak lurus seperti kayu jati lainnya. Karena memiliki bentuk yang berbeda dari kayu jati lainnya.

Lalu para tukang bangunan dan masyarakat yang menyaksikan proses pembangunan Masjid Agung Demak banyak sekali para mengkritiknya dengan kata-kata yang tidak senonoh.

Merasa sedang diejek dan diolok-olok karena mereka tidak sempurna, kayu jati tersebut kemudian terbang menjauh dan kembali ke hutan Donoloyo.

Hingga kini kayu jati tersebut masih ada dan hidup di tengah hutan Donoloyo. Masyarakat sekitar hutan donoloyo menyebut kayu itu sebagai Mbah Jegot).